Komunikasi menjadi hal yang sangat fundamental dalam mengajarkan anak dengan ASD (Autism Spectrum Disorder) untuk mulai menjadi mandiri. Menyampaikan dan memahami sebuah informasi atau ide merupakan tujuan utama dari berkomunikasi. Ada cara komunikasi verbal dan juga non-verbal dalam kehidupan sehari-hari. Namun dengan karakteristik ASD yang unik, akan ada hambatan-hambatan yang terjadi dalam prosesnya.
Keterampilan Komunikasi Individu ASD (Autism Spectrum Disorder)
Gejala-gejala pada ASD (Autism Spectrum Disorder) dapat memberikan pengaruh keterlambatan dalam perkembangan keterampilan komunikasi. Kemampuan dan keterampilan komunikasi tiap individu ASD (Autism Spectrum Disorder) juga bervariasi, ada yang memiliki kemampuan berbahasa dengan kosa kata mahir pada hal-hal yang mereka minati dan ada juga yang memiliki kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang non-autistik maupun autistik. Hal tersebut akhirnya membuat kegiatan komunikasi menjadi terhambat.
Anak atau dewasa dengan autisme sukar untuk memulai dan melanjutkan interaksi sosial dengan rekan sebaya atau pun orang yang lebih tua. Ketika perlu memahami orang lain, seorang individu ASD (Autism Spectrum Disorder) memerlukan informasi lebih banyak untuk bisa memaknai maksud yang diutarakan oleh lawan bicaranya. Terutama jika lawan bicaranya tidak dapat menjelaskan, atau berusaha untuk terbuka pada individu autisme. Kesulitan membaca ekspresi atau bahasa tubuh lawan bicara dapat menjadi kendala dalam keterampilan berkomunikasi . Faktor lingkungan yang terlalu riuh atau tidak nyaman secara sensori juga dapat mempengaruhi kemampuan mereka saat sedang bersosialisasi. Cara berkomunikasi yang terbuka dan jelas perlu kita pahami untuk bisa berkomunikasi dengan mereka. Kita perlu sedikit bermain kata atau melihat suatu fenomena dari perspektif yang lebih ramah dan positif ketika perlu menjelaskannya kepada individu autisme. Penggunaan gaya bahasa yang berbeda, komunikasi non-verbal, atau berkomunikasi dengan pola perilaku sehari-hari bisa kita gunakan untuk bersosialisasi dengan anak atau individu ASD (Autism Spectrum Disorder).
Komunikasi a la individu ASD (Autism Spectrum Disorder)
Dalam penggunaan bahasa atau komunikasi verbal, individu autistic mungkin akan menggunakan cara meniru atau mengulang apa yang mereka dengar dari orang lain, TV, youtube atau video. Biasanya mereka mengulang kata atau omongan tanpa memiliki makna yang sama atau melakukannya dengan nada suara yang tidak biasa, hal ini disebut sebagai echolalia. Untuk dapat memahami apa yang mereka sampaikan, kita perlu duduk bersama memperhatikan apa yang mereka tonton atau dengar dari lingkungan sekelilingnya. Bisa jadi loh, ucapan berulang itu mengisyaratkan apa yang mereka butuh atau mau.
Bagi anak ASD (Autism Spectrum Disorder) yang mengalami keterlambatan bicara, mereka akan memilih bentuk komunikasi non-verbal seperti:
- Gerak-isyarat
- Menangis
- menggunakan tangan orang lain untuk menunjuk ke bedan yang mereka mau
- Berkali-kali melakukan pandangan bolak-balik antara benda yang mereka inginkan dan orang tuanya
- Menggapai dengan tangan ke benda yang dituju
- Mencari gambar mirip dengan kebutuhan yang mereka inginkan.
Untuk mempermudah cara berkomunikasi non-verbal ini, maka kita butuh memberikan perhatian lebih terhadap aktivitas sehari-hari yang mereka lakukan. Seperti tontonan atau buku sehari-hari yang mereka nikmati, bisa menjadi bahan referensi mereka untuk berkomunikasi dengan kita. Dengan karakteristik memiliki minat yang tinggi terhadap hal yang mereka senangi, maka mereka juga bisa dapat menggunakan istilah atau kejadian-kejadian dari hal tersebut untuk menyampaikan sesuatu atau memahami sebuah konsep.
Pola perilaku yang anak autistik tunjukan juga bisa menjadi bentuk komunikasi untuk menyampaikan apa yang sedang mereka rasakan. Perilaku yang terkesan agresif bisa jadi cara mereka mengatakan, “tolong aku… bantu aku memahami sensasi tubuh yang aku rasakan… coba permudah perasaanku ketika berada di ruangan ini… dst”. Ketidakmampuan untuk memverbalkan sensasi sensorial atau pun emosi yang besar ini membuat individu autistik frustasi sehingga perilaku agresif pun bisa muncul. Mereka memerlukan orang tua atau pengasuhnya untuk lebih tenang sehingga mereka pun yakin bahwa mereka berada di dalam lingkungan yang aman.
Mari belajar berkomunikasi bersama
Lalu, apakah keterlambatan keterampilan komunikasi ini akan mengganggu proses kehidupan individu autistik? Tenang, secara bertahap mereka tetap akan bisa menguasai keterampilan komunikasi, namun memang pembelajarannya tidak akan semudah individu-individu non-autistic. Kita perlu memiliki perhatian lebih dalam dan rasa empati lebih tinggi ketika berhadapan dengan individu ASD (Autism Spectrum Disorder). Pada tabel berikut dijelaskan tentang bagaimana individu non-autistic dapat bersinergi individu autistik sehingga tercapai bentuk komunikasi yang nyaman untuk satu sama lain:
Individu Autistik
Lebih memilih cara berkomunikasi yang harafiah atau sesuai dengan apa yang disampaikan
Memiliki kesulitan atau memilih untuk tidak melakukan kontak mata
Membutuhkan cara berkomunikasi alternatif
Membutuhkan waktu untuk memproses komunikasi sebelum merespon
Individu non-autistik
Butuh dukungan untuk mengenali dan memahami kebutuhan komunikasi individu autistic
Terkadang membutuhkan kontak mata supaya paham bahwa mereka sedang didengarkan
Butuh memahami tentang cara komunikasi alternatif
Butuh dukungan untuk mengerti bahwa seseorang yang membutuhkan waktu untuk merespon itu tidak berarti dia tidak sopan atau tidak memiliki jawaban
Untuk tahu lebih jelas bisa dapatkan infonya di sini!
Leave a comment