Setelah penatnya kegiatan sehari-hari, pergi liburan merupakan salah satu pilihan kegiatan untuk menyegarkan kembali jiwa dan raga kita. Liburan bisa menjadi waktu bersama keluarga melepaskan dari penatnya rutinitas keseharian. Namun, melepaskan rutinitas akan memberikan tantangan tersendiri untuk keluarga bersama anak dengan autism. Kegiatan sehari-hari yang sudah terstruktur dan diatur sedemikian rupa, tempat dan ruangan yang sudah disesuaikan dengan preferensinya, lalu juga makanan-makanan yang sudah aman secara sensorial rasa dan tekstur, semuanya akan terjadi perubahan dan harus kita pertimbangkan bersama individu autism. Sehingga kegiatan berlibur pun perlu kita persiapkan dengan baik agar berjalan lebih menyenangkan bagi semua anggota.
Oleh karena perkembangan neurologis yang berbeda, individu dengan autism memiliki biasanya memiliki kendala dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial. Mereka juga memiliki kecenderungan untuk melakukan kegiatan yang berulang-ulang dan juga dengan pola-pola yang sudah mereka kenali sebelumnya. Sehingga kebutuhan rutinitas yang sudah dikenali merupakan salah satu penentu dari rasa aman dalam diri mereka.
Apabila kita adalah anggota keluarga di luar ibu dan ayah dari anak dengan autism, ada beberapa kendala-kendala yang perlu diantisipasi ketika pergi liburan bersama keluarga dengan anak autistik seperti kesulitan meninggalkan rumah dan berpergian ke tempat baru. Anak-anak atau individu dengan autism memiliki kebutuhan untuk berada dalam kondisi yang familiar dan terstruktur seperti di rumah, karena kondisi tersebut akan membuat mereka merasa aman dan dapat meregulasi diri dengan baik. Tempat-tempat baru yang tidak familiar dapat menimbulkan kecemasan-kecemasan baru untuk mereka sehingga bisa saja akan ada perubahan sikap atau perilaku yang tidak kita duga juga.
Perubahan tempat saat pergi liburan bersama keluarga juga pasti akan mengubah rutinitas yang sudah dijalani sehari-hari. Kebiasaan rutinitas bangun pagi, lalu sarapan, mungkin bergegas untuk mandi dan berkegiatan seperti belajar atau waktu tenang sebelum makan siang, akan mengalami perubahan menjadi berada di dalam kendaraan menuju tempat destinasi liburan. Lalu setelah sampai di tempat tujuan, anak-anak atau individu dengan autism bisa saja mengalami overstimulation dan juga ketidaknyamanan secara sensorial. Kondisi sensorial yang lebih sensitif daripada individu neurotipikal membuat individu autism lebih peka dengan perubahan-perubahan kondisi lingkungan seperti perubahan suhu yang drastis (terlalu panas seperti di pantai atau terlalu dingin seperti di area pegunungan), intensitas cahaya di kamar hotel, atau juga kebisingan suara di tempat liburan yang ramai dengan teriakan misalnya.
Di dalam situasi liburan biasanya ada hal-hal tak terduga sehingga harus terjadi perubahan jadwal yang tidak terprediksi oleh siapa pun. Hal ini akan membuat anak atau individu dengan autism merasa tidak nyaman dan bisa menimbulkan perilaku yang kurang menyenangkan karena mereka tidak terbiasa dengan sesuatu yang mendadak. Perubahan segala situasi, rutinitas lalu kejadian-kejadian tidak terduga dapat membuat individu dengan autism merasa overwhelmed.
Namun kecemasan tentang hal-hal tersebut bisa kita antisipasi, kok, dengan persiapan yang baik dan tentunya apabila kita sudah mengerti tentang segala kebutuhan anak atau anggota keluarga kita dengan autism maka kita bisa melakukan penyesuaian-penyesuaian yang cocok untuk kita nikmati bersama dengan mereka. Yuk, kita bahasa tips-tips yang bisa kita lakukan sebelum pergi liburan keluarga bersama individu dengan autism
Berlatih Untuk Lingkungan Baru
Buatlah simulasi perjalanan atau tempat destinasi liburan bersama keluarga yang akan dilakukan semirip mungkin. Mengenal bagaimana pemandangan dan kebisingan dari tempat liburan yang akan dituju dan berlatih bersama untuk menghadapinya dapat mengurangi kecemasan yang dirasakan oleh individu dengan autism. Kita dapat memperlihatkan gambar atau video bagaimana situasi tempat yang akan mereka kunjungi. Menggunakan buku cerita bergambar dengan tema perjalanan liburan juga bisa membantu anak dengan autism mengenal situasi yang tidak familiar dengan cara yang menyenangkan. Ajak anak kita untuk mencari tahu tentang tempat tersebut dan memberikan opsi-opsi kegiatan yang dapat mereka pilih sesuai dengan preferensinya. Jelaskan juga solusi atau apa yang bisa dilakukan jika terjadi kendala selama masa liburan. Bisa juga kita mempersiapkan waktu dengan menghitung tanggal keberangkatan agar individu dengan autism bisa lebih mempersiapkan dirinya.
Mungkin sebelum memilih destinasi liburan yang bersama keluarga ke tempat yang berjarak panjang, kita bisa berlatih dengan mengambil opsi staycation di hotel-hotel terdekat di kota kita. Selain untuk mencegah perubahan rutinitas yang terlalu banyak, hal ini bisa menjadi salah satu kegiatan pembiasaan untuk anak dengan autism mengenal konsep berlibur dan persiapan untuk kita sebagai orang tua atau pendamping mengenal perilaku individu dengan autism ketika di tempat baru dalam waktu yang panjang.
Persiapkan Kebutuhan Sensori
Bagi anak-anak dengan kebutuhan sensori yang sensitif, mereka akan memerlukan persiapan yang fokus terhadap preferensi-preferensi sensorinya. Siapkan alat-alat seperti earplug yang bisa menjadi peredam keberisikan atau membawah headphone yang dapat mereka gunakan untuk mendengar suara-suara atau lagu-lagu yang bisa menenangkan mereka dalam kondisi bising. Lalu untuk persiapan menginap, mungkin bisa dibawakan selimut atau bantal yang biasa digunakan di rumah, apabila tekstil yang digunakan di hotel tidak mereka sukai.
Lalu selama dalam perjalanan seperti di pesawat, apabila individu dengan autism merasa tidak nyaman di tempat yang sempit, kita bisa mengatur posisi duduk dengan bangku pada barisan terdepan sehingga individu dengan autism mendapat pemandangan dan posisi duduk yang lebih leluasa untuk bergerak.
Usahakan Rutinitas Yang Mirip
Berganti rutinitas merupakan hal yang menantang dan membuat stress bagi individu dengan autism. Kegiatan dalam waktu liburan bersama keluarga tentunya akan memberikan perubahan rutinitas bagi mereka. Sehingga untuk mencegah kondisi-kondisi yang kurang menyenangkan kita perlu membuat jadwal kegiatan liburan yang mirip dengan rutinitas sehari-hari. Semisal seperti jam bangun tidur yang tetap sama dan kegiatan setelahnya yang mirip dengan rutinitas di rumah. Apabila anak kita senang dengan waktu tenang di siang hari setelah makan siang, kita perlu tetap memberikan jendela waktu untuk menyempatkan kegiatan tersebut. Hal tersebut tidak hanya bermanfaat untuk membangun mood individu dengan autism tetapi juga memberikan kita jeda waktu beristirahat mengumpulkan energi lagi untuk melakukan kegiatan-kegiatan baru yang berkesan untuk semua keluarga. Bawa juga barang-barang yang mampu mendukung kegiatan rutinitas yang mirip yang biasa mereka lakukan.
Sistem Pengawasan dan Keamanan bersama Keluarga
Pastikan individu dengan autism membawa tanda pengenal yang mudah ditemukan agar memudahkan identifikasi apabila mereka terlepas dari pengawasan kita. Berikan kalung dengan identitas sederhana seperti nama anak, nama orang tua, dan nomor yang bisa dihubungi. Buatlah rencana keamanan bersama anggota keluarga lainnya sehingga ketika kejadian darurat terjadi semuanya sudah mengetahui apa yang perlu dilakukan. Lalu persiapkan juga foto terbaru anak kita agar memudahkan pencarian jika mereka berjalan-jalan sendirian tanpa sepengetahuan kita.
Penyesuaian Kegiatan Liburan
Kegiatan menyenangkan bagi individu dengan autism bisa menjadi pertimbangan yang kita lakukan ketika memilih destinasi liburan. Salah satu karakteristik individu dengan autism adalah memiliki ketertarikan yang kuat pada hal-hal yang diminati. Apabila anak kita menyukai pengetahuan tentang kehidupan laut, kita bisa mengajak mereka ke tempat liburan yang berhubungan dengan laut. Persiapkan dan jadwalkan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dengan minatnya. Penyesuaian kegiatan ini bisa mencegah kejenuhan yang dialami oleh individu dengan autism ketika pergi ke tempat yang tidak familiar. Liburan bersama keluarga pun dapat memberikan pengalaman menarik untuk mereka dan juga kita dengan mempelajari apa yang mereka minati.
Apresiasi Segala Perilaku Baik
Ketika anak-anak dengan autism bisa mengikuti arahan selama pergi liburan bersama keluarga, berikan mereka apresiasi dengan bentuk pujian, stiker, hadiah berupaya mainan kecil, atau apapun yang membuat anak kita merasa diapresiasi atas usahanya. Arahan-arahan sederhana seperti bertahan memakai safety belt, membaca buku dengan tenang, atau bahkan berhasil melewati perjalanan dengan pesawat atau di mobil dalam waktu yang panjang tanpa keributan perlu kita apresiasi.
Memang akan memiliki tantangan tersendiri ketika pergi liburan bersama keluarga yang memiliki individu dengan autism. Namun, hal itu tidak perlu menjadi penghambat kita untuk memiliki rencana melepas penat dari kehidupan sehari-hari dan terkoneksi dalam lingkungan baru bersama keluarga yang kita sayangi. Dengan pemahaman karakteristik, persiapan yang baik, dan juga sikap welas asih bersama individu dengan autism, kita bisa juga kok menciptakan suasana liburan yang menyenangkan untuk dinikmati seluruh anggota keluarga.
Sumber:
https://content.time.com/time/specials/packages/article/0,28804,1893554_1893556_1893550,00.html
https://www.autismspeaks.org/blog/oh-places-youll-gowith-these-10-travel-tips
Leave a comment