Autisme dan Sensitivitas Sensorik

Menangani Sensitivitas Sensorik Unik Autism

Mengangani Sensitivitas Sensorik unik Autism W_800 - Sunday Talents Project

Menikmati hari cerah di taman sambil tertiup angin sepoi-sepoi tentunya akan terasa menyenangkan. Angin berhembus meniup rambut memberi rasa sejuk di kulit kita, cahaya matahari membuat suasana sekitar terasa cerah ceria. Namun, pengalaman sensorial tersebut akan berbeda jika kita memiliki proses sensorik yang sangat sensitif, atau sering disebut sensitivitas sensorik. Mungkin cahaya matahari di musim panas akan terasa sangat terik dan membuat sakit kepala, atau bahkan angin yang bertiup membuat kulit kita merasa kedinginan sehingga pengalaman sensorial ini membuat kita ingin bersembunyi di dalam selimut di kamar yang tenang. Hal ini lah yang dirasakan oleh individu ASD dengan sensitivitas sensorik.

Tentunya sebagai orang tua kita ingin memberikan rasa aman bagi anak kita, namun dengan individu ASD kita perlu mencoba lebih berada di sepatu mereka untuk memahami apa yang sedang mereka rasakan dan mencoba menjelaskan sensasi-sensasi tersebut. Berikut adalah hal-hal yang bisa kita lakukan untuk menangani sensitivitas sensorik unik autism:

Mengetahui profil sensitivitas sensorik dari seorang individu ASD

Setiap individu ASD memiliki sensasi sensorial yang berbeda-beda pada 5 inderanya. Ada yang memiliki sensitivitas sensorik dengan suara-suara bising, ada pula yang bahkan tidak mempedulikan suara-suara bising di sekitarnya. Kenali bagaimana mereka merespon sensasi sensorial ketika berada di lingkungan baru atau lingkungan di luar rumah. Dengan begitu kita bisa paham batas kebutuhan sensorial bagi mereka dan memberikan ruang atau area yang aman untuk beraktivitas.

Memberi Ruang dan Waktu untuk memproses sensitivitas sensorik

Jika kita akan membawa individu ASD ke tempat baru yang belum pernah mereka datangi sebelumnya, kita perlu memberikan ruang dan waktu untuk mereka merespon atau beradaptasi dengan rangsangan sensorik dari lingkungan baru tersebut. Akan lebih baik jika kita tidak memaksakan individu ASD untuk bertahan dan segera berinteraksi dengan lingkungan yang belum nyaman untuk menangani sensitivitas sensoriknya.

Membuat lingkungan yang ramah sensorial

Cara menciptakan lingkungan ramah sosial adalah dengan mengupayakan untuk mengurangi atau menghindari rangsangan sensitivitas sensorik yang mengganggu mereka. Mengurangi kebisingan, meredupkan cahaya ruangan, atau memberikan aroma netral merupakan beberapa cara yang bisa dilakukan.

Memberi kesempatan individu ASD untuk menyampaikan perasaannya

Memberikan kesempatan untuk berkomunikasi terbuka dengan individu ASD akan sangat meringankan bagi kita untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi mereka. Dengarkan apa yang mereka sampaikan tentang sensasi-sensasi unik sensorik yang mereka rasakan tanpa memberi label berlebihan. Juga beri kesempatan untuk mereka memilih situasi atau aktivitas yang akan dijalankan, dengan begitu mereka akan merasa lebih terkontrol dan nyaman.

Memberi dan menghargai batas-batasnya

Setelah kita memberikan kesempatan untuk berkomunikasi terbuka, kita perlu juga untuk menghargai batas-batas pribadi dari seorang individu ASD untuk menangani sensitivitas sensoriknya. Apabila mereka menyampaikan hal-hal apa saja yang membuat mereka tidak nyaman, hargai ungkapan mereka tersebut seunik apapun itu. Dengan begitu, kita juga memberikan dukungan untuk mereka untuk memiliki self-awareness dan kepercayaan diri.

Tunjukan empati dengan Pemahaman yang mendalam

Seperti layaknya berhubungan dengan pasangan, memiliki empati yang tinggi merupakan hal yang penting untuk memahami individu ASD. Dengan kita mengedukasi diri sendiri tentang ASD dan membantu mereka memahami kendala-kendala yang mereka alami, kita bersikap dengan welas asih atas apa yang mereka rasakan. Anak-anak kita atau teman dengan ASD akan merasa diperhatikan dan disayangi jika lingkungan sekitarnya memberikan energi positif terhadap mereka.
Setiap individu dengan ASD adalah unik, perlu untuk kita pahami mereka secara personal dan dekat sehingga mereka dapat merasa aman. Oleh karena itu, penting untuk lebih mengenal dan berusaha untuk berkomunikasi dengan penyandang ASD untuk memahami kebutuhan mereka menangani sensitivitas sensorik yang unik dan beradaptasi sesuai kebutuhan.

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

image (36) (1)

Raissa

Ini adalah Raissa, hati dan jiwa dari Sunday Talent Project. Raissa merepresentasikan jiwa kreatif, ketangguhan dan optimisme selain bahwa dia menjadi seorang seniman.

Trending Now

Hot Topics

Related Articles

Suka menghindari tempat ramai W_1100 - Sunday Talents Project
Autisme dan Sensitivitas Sensorik

Suka menghindari tempat ramai, Bisa Jadi Tanda punya Gangguan Pemrosesan Pada Sistem Sensorik!

Apakah Anda pernah membawa anak Anda/ bahkan Anda sendiri ke sebuah tempat...