Apakah Anda pernah membawa anak Anda/ bahkan Anda sendiri ke sebuah tempat yang ramai, dengan banyaknya pengunjung dan terlihat perilakunya menjadi tidak nyaman, menunjukan kegelisahan, tampak cemas, atau bahkan sampai sakit kepala, mual hingga ingin muntah/ menangis?
Apabila hal ini sudah berlangsung dari dia kecil, bisa jadi sebenarnya Anda/ anak Anda memiliki gangguan proses sensori Auditori- salah satu bentuk gangguan pada pemrosesan sistem sensorik yang mengakibatkan orang tersebut memiliki pendengaran yang sangat sensitif. Hal ini menyebabkan sedikit adanya suara yang memancing gangguan pemrosesan sensorik auditori tersebut dapat menyakiti pendengaran sehingga bisa berdampak pada emosi dan perilaku seseorang.
Jadi bukan karena orang/ anak tersebut sedang mencari perhatian atau boleh dibilang aneh yaa..
Orang dengan gangguan pemrosesan sensorik auditori memiliki kesulitan tersendiri untuk beradaptasi dengan bentuk audio yang ada pada lingkungan sekitarnya. Hal ini terbukti dengan 50% – 70% orang dengan ASD memiliki penurunan toleransi pada suara dan akan merasa sangat terganggu apabila berada di tempat ramai atau mendengar suara-suara tertentu, kok. Jadi, apabila bagi orang yang tidak memiliki gangguan pemrosesan sensorik, banyaknya suara orang berbicara di dalam satu tempat, nada bicara yang keras (bukan intonasi saja, ya) jenis musik/ nada tertentu, hingga suara dengungan pada mikrofon hanya sebuah gangguan suara biasa, pada orang dengan gangguan pemrosesan sensorik pada sistem auditori dapat menjadi sangat menyakitkan hingga disebut sebagai sensory overload.
ASD (Autism Spectrum Disorder) sendiri adalah bentuk keanekaragaman cara kerja otak yang memiliki berbagai macam gejala. Salah satunya adalah respon yang tidak biasa terhadap rangsangan sensorik dari lingkungan seperti yang dijelaskan di atas. Efek dari keadaan neurologis ini juga dapat berpengaruh ke pola perilaku di kehidupan sehari-hari, dalam kondisi sosial misalnya beberapa individu autism menghindari sentuhan. Ada yang tidak suka dengan suara-suara terlalu kencang sehingga mereka suka menutup telinga di tempat umum.
Pengalaman sensorik yang dialami oleh individu autism pun juga berbeda-beda, ya. Ada yang sangat peka atau over-responsive yang disebut dengan hypersensitivity dan ada juga yang hampir tidak merasakan apapun dengan stimulasi sensorik atau under-responsive yang disebut dengan hyposensitivity. Hypersensitivity merupakan jenis respon yang paling mudah kita lihat karena biasanya mereka akan langsung memperlihatkan pada pola perilakunya. Seperti menghindari lingkungan dengan rangsangan suara yang banyak di tempat keramaian merupakan respon dari hypersensitivity dari ASD.
Nah, apabila Anda/ orang di sekitar Anda menunjukan tanda-tanda ini, bisa jadi mereka sebenarnya merasa terganggu akan suara di sekitarnya.
- Menutup telinga
- Berusaha menghentikan sumber suara
- Meninggalkan ruangan jika mendengar suara tertentu
- Menunjukkan ketidaknyamanan di lingkungan yang bising
- Merasa tidak nyaman saat mendengar bunyi bel rumah, radio, video, hair dryer, atau vacuum cleaners
- Mengalami meltdown saat terpancing lewat suara
Apa yang harus dilakukan saat Anda/ Anda melihat orang yang mengalami gangguan pemrosesan pada sistem sensoriknya?
- Pergi ke tempat yang lebih sepi
- Berikan distraksi
- Gunakan headphone dengan fitur noise cancelling atau penutup telinga
- Hindari tempat yang berisik
- Memiliki tempat tersendiri yang bebas dari gangguan suara
- Terapi kognitif perilaku/ Cognitive Behavioral Therapy
Selain itu, kita juga dapat memodifikasi lingkungan dengan menggunakan alat-alat atau strategi untuk membantu individu autism mengatasi sensory overload. Faktor lingkungan menjadi hal penting dalam memenuhi kebutuhan sensorik, dengan memodifikasi lingkungan kita bisa mengurangi ketidaknyamanan yang terjadi karena proses sensorik.
Bentuk Cognitive Behavioral Therapy itu sendiri beragam dan perlu konsistensi dalam menjalaninya.
Sumber:
https://psychcentral.com/autism/autism-sound-sensitivity#sound-sensitivity-and-autism
https://terapipediasuitindonesia.com/artikel-hal-1/3-tanda-mengenali-gangguan-sistem-sensori-auditori-pada-anak/
Leave a comment